Showing posts with label Books. Show all posts
Showing posts with label Books. Show all posts

Sunday, May 6, 2012

The Thomases Live Here

Senangnya hari Minggu ini dapet libur! Kayak biasa, saya habiskan sebagian besar waktu luang buat baca buku J I really am crazy about reading!

Hari ini saya selesai baca beberapa buku. Salah satunya novel berjudul “The Thomases Live Here”. Sebenernya novel ini cuma copyan aja, soalnya ini novel yang harus saya baca dan bikin sinopsisnya untuk tugas kuliah Extensive Reading. Awalnya sih gak begitu tertarik sama novel ini, tapi abis saya baca beberapa chapter, ternyata bagus!


Judul                  : The Thomases Live Here
Pengarang          : Jocelyn Pretlow Goss (Associate Professor of
                           English, Norfolk Division, Vignia State College)
Penerbit             : Holt, Rinehart and Winston, Inc. New York, USA.
Tahun Terbit       : 1995
Tebal                  : 150 halaman

Di buku ini ada 20 chapters yang seluruhnya berbahasa Inggris. Tapi, buat saya, kosa kata di buku ini gak terlalu susah dan gampang dipahami. Ya biarpun saya masih harus beberapa kali buka kamus. Secara memang masih belajar terus biar bisa berbahasa Inggris dengan lancar dan fasih. Hayah!

Cerita di The Thomases Live Here generally tentang kehidupan keluarga Thomas dan segala macam masalah yang mereka hadapi. Benjamin Thomas atau Ben adalah kepala keluarganya. Dia punya istri bernama Lucy Mae dan empat orang anak. Anak paling besar, Benjamin Thomas Jr, biasa dipanggil Junius. Dia punya tiga orang adik, Janie, Ruthie Mae, dan Raymond. Mereka adalah keluarga dengan kemampuan finansial menengah tapi hidup mereka tercukupi. Ben sendiri bekerja sebagai petani. Dia mengolah tanahnya sendiri untuk ditanami berbagai macam tanaman dan juga berternak beberapa jenis hewan.

Awalnya mereka hidup nyaman dan tenang di sebuah daerah, namun keadaan berubah ketika mereka diminta pindah oleh pemerintah karena tanah yang mereka tempati akan digunakan untuk membangun jalan raya. Ben sebenarnya sangat tidak rela jika harus pindah, namun atas berbagai pertimbangan Lucy Mae, mereka pun pindah ke tempat yang baru.

Di tempat tinggal yang baru, mereka cukup diterima oleh masyarakat. Namun, layaknya keluarga pada umumnya, mereka harus menghadapi beberapa masalah internal maupun external. Mulai soal sekolah anak mereka, pergaulan, masalah keluarga, sampai masalah tentang hubungan mereka dengan masyarakat sekitar. Tentu, mereka selalu bisa menyelesaikan masalah-masalah itu pada akhirnya.

Well, menurut saya novel ini bagus karena saya bisa belajar tentang culture orang Amerika. Ternyata kehidupan keluarga disana tidak jauh beda dengan di Indonesia. Satu hal yang juga sering dialami banyak orang tua di Indonesia juga dialami Ben ketika dia tidak ingin anak sulungya, Junius, melanjutkan kuliah. Dia ingin Junius membantunya bertani. Tapi Junius ingin melanjutkan kuliah dan menekuni sepak bola karena pelatih bolanya sering memuji kemampuannya bermain bola yang luar biasa. Fortunately, akhirnya Ben mengerti keinginan Junius dan memperbolehkan dia melanjutkan kuliah. Ben juga menyanggupi akan berusaha membiayai kuliah Junius kalau dia tidak mendapatkan beasiswa.

Tokoh yang paling saya sukai dalam cerita ini adalah Lucy Mae. Betapa dia adalah ibu dan istri yang selalu berusaha memberikan solusi terbaik untuk keluarganya. Dia selalu mempertimbangkan semua aspek untuk menyelesaikan suatu masalah. Lucy Mae juga mendidik anak-anaknya dengan baik. Dia selalu adil memperlakukan anak-anaknya dan selalu tau kapan dia harus memihak Ben dan kapan harus berada di pihak anak-anaknya. Kata-kata Lucy Mae juga selalu mengagumkan. Ada beberapa kata Lucy Mae yang saya suka dari novel ini.

On page 88, it goes:

“I mean sometimes we make plans that we can’t carry out. But we go on living just the same. We can’t get everything we want just as we want it. Things don’t always go our way. It’s good to learn this when we are young. Then after we grow up, we know how to take disappointments. We know how to be content with what we have, even when it is not exacly what we want.”

On page 110, Lucy Mae said:

“That car is ours. It’s paid for with honest money, and it runs just fine. We should never be ashamed of anything just because it is not so fine as something someone else has.”

Saya memang sangat terispirasi oleh Lucy Mae dan keluarganya di novel ini. Seneng aja gitu baca novel ini. Paling tidak selalu ada pelajaran dan inspirasi di setiap buku yang saya baca, seperti halnya baca novel ini. Kayaknya saya juga butuh baca lagi dari awal biar bisa bikin seinopsis yang OK dari novel ini. Biar dapet nilai yang memuaskan juga dari dosen. Amin!

Cerita Hujan

Minggu lalu, saya dikasih Mas Ginanjar Teguh Iman buku pertamanya yang berjudul Cerita Hujan. Sudah cukup lama saya nunggu buku ini terbit. Pengen banget baca. Saya udah mulai penasaran gara-gara Mas Gin bikin beberapa twit cuplikan cerita di Cerita Hujan.


Cerita Hujan sebenernya kumpulan cerita karya Ginanjar Teguh Iman yang baru terbit sekitar dua bulan lalu. Tebalnya 108 halaman dan saya butuh sekitar 3 jam buat baca. Ada sepuluh cerita yang keren, as I expected!


taken from here


Cerita favorit saya di Cerita Hujan judulnya “Mencintaimu Itu Seperti Hujan”. Sebenarnya isinya bukan cerita sih, tapi semacam prosa pendek tentang analogi mencintai dengan hujan. Saya jadi sadar, betapa memang rasa cinta itu seperti kedatangan hujan. Ini beberapa cuplikan favorit saya:


Mencintaimu itu seperti hujan. Kadang deras, kadang cuma rintik-rintik, kadang bahkan tidak turun sama sekali.

Hujan adalah cinta. Ia bisa saja datang setelah mendung memberi tanda. Tapi jangan ditanya bila turun tiba-tiba.

Dan mengingatmu adalah gerimis kecil-kecil. Lembut sekali jika turun mengguyur kulit. Kadang terasa hangat karena matahari masih diizinkan menerik. Ah, hujan monyet kata banyak orang.


Saya juga suka cerita berjudul “Payung Biru”. Sebenarnya pesan dibalik cerita ini simpel: cewe gak bakal pernah suka sama cowo yang hobi ngumbar janji. Tapi, cara Mas Gin bercerita beneran luar biasa. Yang bikin gak biasa, ceritanya dikaitkan sama hujan. Ada sisi romantis yang bikin saya (sebagai seorang cewe tulen yang normal ^^) senyum-senyum pas baca hihi.


Secara keseluruhan, buku ini keren. Saya emang selalu suka sama kumpulan cerita. Lebih menarik, lebih variatif, dan gak bikin bosen. Semuanya ada di kumpulan cerita “Cerita Hujan”.


Saya juga bangga karena Mas Gin ini salah satu penulis Magelang yang sudah menerbitkan buku. Sebagai warga Magelang, saya juga ikut seneng dong! Pengennya saya mengapresiasi karya ini dengan cara beli bukunya, tapi ternyata malah dikasih hehe. Kadang saya juga rada males sama temen yang kenal terus bilang: “Bukumu udah terbit? Wah aku kasih donk! Gratis ya, aku kan temenmu.” Bah! Temen itu justru harusnya mengapresiasi dengan cara membeli, bukan meminta. Well, itu pemikiran saya sih.


Anyway, buat yang pengen beli Cerita Hujan. Bisa order ke saya lewat kolom komentar di blog ini, atau Facebook, or Twitter saya. Ini detil bukunya ya:


Judul Buku                : Cerita Hujan (kumpulan cerita)
Penulis / Editor          :  Ginanjar Teguh Iman
Penerbit                     : Duniagin
Tebal Buku                : 111 halaman
Harga                        : IDR 27K


Thanks! xx

Sunday, April 29, 2012

Oh, Don't Wanna Say the Title of the Book

Kemarin saya baru saja selesai membaca buku terbaru Djenar Maesa Ayu yang terbaru, T(w)ITIT!

picture taken from here

Ya, seperti biasa, karya Djenar selalu berani dan original :) Kutipan yang saya suka dari buku ini ada di cerita berjudul "Kosong".

    "Nayla merasa yakin, jika perasaannya tak yakin, maka segala sesuatu yang mungkin, bisa menjadi tak mungkin. Sebaliknya, jika perasaan yakin, segala yang tak mungkin bisa menjadi mungkin"

I always love to believe, that's why I love the quote ;)

Tuesday, April 17, 2012

Ya Sudahlah!


Woohoo, holiday is coming around! Sekitar seminggu libur kuliah itu sesuatu banget yah! Biarpun bukan long holiday, saya excited banget soalnya udah kagak nahan mau melampiaskan napsu membaca. Beberapa buku sudah saya siapkan buat saya baca, cuman kemarin tertarik buat baca lagi buku berjudul “Hidup Berawal dari Mimpi” karya Fahd Djibran dan Bondan & Fade2Black. 

 the picture is taken from here ^^
Buku ini kado dari pacar pas saya ultah tahun lalu. Jujur, awalnya gak begitu tertarik pas lihat covernya. It’s simply ordinary I thought! Yet, you guys do not ever judge a book by its cover only! Setelah saya baca ceritanya, I was like uumm.. deeply doped.


Cerita di buku ini benar-benar terasa nyata dan logis. Sisi-sisi kehidupan yang diceritakan sangat membuat saya tersentuh, bahkan cerita kehidupan yang sebenarnya simpel. Terlebih, gaya bahasa dan pemilihan kata-katanya luar biasanya dan completely magical!

Buku ini sebenarnya perpaduan antara beberapa cerita pendek yang ditulis oleh Fahd Djibran dan lirik lagu Bondan Prakoso & Fade2Black yang diambil dari album Respect, Unity, dan For All. Karena cerita pendeknya seperti ada keterkaitan dengan lirik lagunya, jadi berasa keren banget deh. Umm, rasanya kayak saya nonton film terus ada soundtracknya gitu. 

Nah, dari situlah saya mulai cari tau tentang penulisnya, Fahd Djibran. Ternyata dia memang penulis yang (menurut saya) so gifted. Beberapa kali saya berkunjung ke blognya, betapa keren postingan-postingannya. Saya juga pernah baca surat terbuka yang ditulis Fahd Djibran buat Presiden SBY beberapa waktu lalu terkait rencana kenaikkan harga BBM. Pemilihan kata-katanya bagus, sekalipun bagi saya surat itu terkesan terlalu memojokkan dan menyakiti hati Pak SBY :(
Besides, dia udah nulis beberapa buku yang kalau saya lihat dari judulnya, kayaknya keren. So, I’ve just decided to scrimp and save to buy all Fahd Djibran’s books! Well, talking about “Hidup Berawal dari Mimpi” again, there are some stories that I like! Antara lain; Kau Puisi, Ya Sudahlan and X-presikan. Yet, most of all I like “Not with Me” very much! Ini kutipan yang paling keren menurut saya: 

"Pejamkan matamu lalu sebutkan sepuluh nama orang yang paling kau cintai dalam hidupmu. Ketika kau menyebut nama pertama, lihatlah dia tersenyum di kepalamu. Ketika kau menyebut nama kedua, peluknya menghangatkan hatimu. Lalu nama ketiga, keempat, ketujuh dan seterusnya. Percayalah padaku, ketika kau sampai pada nama ke sepuluh, kau akan tahu betapa beruntungnya dirimu"

Hmm, saya benar-benar melakukannya, dan yep.. bersyukur kadang hanya sesimpel itu! Keren yah J Jadi gak sabar pengen baca bukunya Fahd Djibran yang lain nih. Ah, moga bisa segera dapet $$$$ biar bisa segera beli *senyum 70 jari* *kering*

Anyway, kalo ngomongin Bondan & Fade2Black, saya juga suka deh sama lagu-lagunya. Kalo kamu pernah ngamatin, lagu-lagu mereka selalu punya makna positif. Dan dari sekian banyak lagu mereka, “Ya Sudahlah” adalah favorit saya. Pernah gak diam-diam kamu menikmati dan menghayati arti setiap potong kata dalam lagu ini? Saya sering! Dan ini bikin saya merasa bahwa ada cara lain untuk bersyukur, menurut saya ya dengan mengucapkan “Ya Sudahlah” ketika rencana tidak berjalan sesuai rencana :)
 
Well, here is the lyrics. If you have time, take a look at the following lyrics and feel that it really is epic! <3

Ya Sudahlah

Bondan Prakoso & Fade2Black


Ketika mimpimu yg begitu indah
Tak pernah terwujud ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai ya sudahlah

Apapun yg terjadi ku kan selalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih ’cos everything’s gonna be okay
Yo satu dari sekian kemungkinan
Kau jatuh tanpa ada harapan
Saat itu raga kupersembahkan
Bersama jiwa cita cinta dan harapan
Kita sambung satu persatu sebab akibat
Tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Menuntun ke arah mata angin bahagia
Kau dan aku tahu jalan selalu ada
Juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
Bagai deras ombak yang menabrak karang
Namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
Hadapi ini bersamaku hingga ajal datang
Sempat kau berharap keramahan cinta
Tak pernah kau dapat ya sudahlah
Yeeah dengar ku bernyanyi lalalalalala
Heyyeye yaya dedudedadedudedudidam
Semua ini belum berakhir

Satukan langkah langkah yg beriring
Genggam hati rangkul emosi
Genggamlah hatiku
Satukan langkah kita
Sama rasa tanpa pamrih
Ini cinta across the sea
Peluklah diriku terbanglah bersamaku
Melayang jauh (come fly with me, baby)
Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
Sosok ini yang menerima kelemahan hati
Yeah aku cinta kau (ini cinta kita)
Cukup satu waktu yes (untuk satu cinta)
Satu cinta ini akan tuntun jalanku
Rapatkan jiwamu yo tenang di sisiku
Rebahkan rasamu untuk yg ditunggu
Bahagia hingga ujung waktu

the lyrics is taken from here ^^

Wednesday, March 21, 2012

The Yummy Madre!

I’m not a die-hard fan of Dewi Lestari. To be honest, I don’t really like one of her book, Perahu Kertas. It’s just too ordinary, I think.

Yet, I’ve read some of her books. I love Filosofi Kopi, especially Rico de Coro. And lately I just read “Madre” that I borrowed from my friend.

All I wanna say is that Dee has a great way of telling story. The choice of words, the plot, and all the thing she writes in Madre are hypnotic! I just love “Madre” too J



This is the quote of the book that I love the most:
“Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban.”

Friday, February 3, 2012

Me vs Matari

Aiiissshhhhh, saya lagi kecanduan ngeblog nih! Mungkin karena faktor kesepian (halah!), atau memang karena tabiat saya yang doyan cerita, baik secara lisan maupun tertulis. Yasudahlah, daripada waktu luang dipake buat tidoooorrrr terus, mending juga tunyuk-tunyuk keayboard kan ya?!

Oya, kali ini pengen ngebahas tentang buku yang kemaren baru aja saya baca, judulnya 9 Matahari. Ini salah satu buku Best Seller karya anak negeri. Hmm, kesan saya habis baca buku ini sebenernya gak begitu nancep ya. Soalnya, jujur, saya ngerasa ending-nya kurang istimewa. Awalnya saya kira akan ada hal super spesial yang didapatkan si pemeran utama. Ternyata, bagi saya, terkesan biasa.



Cuman, perjalanan si pemeran utama, Matari namanya, bisa dibilang sangat menantang dan dramatis. Nah, yang bikin saya rada tersengat, kisah hidupnya ada yang mirip sama kisah hidup saya. Cuma beberapa aspek sih. Pertama, latar belakang keluarganya yang tidak berpendidikan tinggi. Kedua, Matari ini kuliah dengan biaya sendiri. Ketiga, dia kerja jadi penyiar buat membiayai kuliahnya. Huhuhuh, saya bangeetttt ini, pemirsaaaaa!  

Cuman bedanya, di buku ini, Matari harus ngutang sana-sini sampe akhirnya ketika dia diwisuda dan dinyatakan lulus, utangnya mencapai 70 juta! Hmmpphhh, bersyukur banget saya gak sampe ngutang-ngutang buat bayar kuliah sejauh ini. Alhamdulillah ya Rabb... :')

Satu hal yang saya inget sampe sekarang tuh pemikiran dan pandangan sang penulis tentang pendidikan. Bagi dia, pendidikan adalah jembatan menuju perubahan yang lebih baik. Dia selalu yakin kalo dia bisa meraih gelar sarjana, dia bakal bisa mengentaskan keluarganya dari kemiskinan. Ah, saya setutu banget soal ini!

Ada beberapa kutipan yang saya suka dari buku ini, 

"Kekerasan verbal bisa membuat cacat batin seseorang atau bahkan membunuh mental."

"Seperti inilah kehidupan. Satu hari aku diperlihatkan bagaimana leluasanya orang meraih sesuatu yang diinginkan. Di sisi lain aku diperlihatkan bagaimana keinginan itu harus diraih dengan kerja keras."

"Betapa jalan impian adalah keras, lebih keras dari yang dibayangkan."

Kalimat-kalimat di buku-buku yang saya baca memang suka saya catat dan saya kumpulkan. Kalo lagi bad mood ato bete tingkat kabupaten, saya suka baca-baca lagi. Dan voila! Rasa bete sedikit demi sedikit jadi hilang hehehe Oh ya, ada dua kutipan yang paling saya suka dari buku ini:

"Aku ingin membobol dinding tebal rasa maluku, mengobrak-abrik rasa takutku, biar ia tau ia tak pantas ada dalam diriku."

"Usia ini tidak membutuhkan toleransi untuk tiga kata: aku belum mengerti!"

Dua kutipan diatas punya makna tersendiri buat saya. Well, saya akui, overall, buku ini layak dibaca. Terutama buat siapapun yang punya impian besar dan masih simpang siur apakan bisa diwujudkan atau tidak :)

Thursday, February 2, 2012

Impian itu...



Ah, senangnya liburan kuliah akhirnya datang juga. Walaupun cuma beberapa hari, tapi liburan sangat berarti buat saya. Yaa.. soalnya saya bisa melampiaskan hasrat membaca buku-buku yang saya suka sampe mentok. Hihihi. Minggu ini saya sudah menyelesaikan dua buku. Salah satunya, yang pengen saya ulas adalah buku karangan Alberthiene Endah berjudul Mimpi Sejuta Dolar. 




Buku ini adalah kado tahun baru dari pacar. Sebenarnya, pertama kali saya tau buku ini dari internet waktu browsing cari review buku-buku bagus. Gak tau kenapa, judulnya sangat menarik perhatian saya. Abis saya baca reviewnya, langsung deh saya catat dalam daftar buku yang harus saya beli. Fortunately, akhir tahun 2011 kemaren, temen pacar saya ada yang ke Jogja buat belanja buku. Terus si pacar tau aja kalo saya lagi pengen buku itu. Nitiplah dia sama temennya dan dikasih ke saya buat hadiah tahun baru. I love surprises! I love my boyfie! he’s severely sweet, uh?!


Anyway, buku Mimpi Sejuta Dolar ini bercerita tentang motivator muda Indonesia, Merry Riana yang bisa meraup pendapatan sampe satu juta dolar di usianya yang ke 26. Hebat memang. Tapi, yang paling hebat dari seorang Merry Riana, menurut saya, adalah cara dia merancang segala macam keterbatasan dan kekurangan yang ada pada hampir semua aspek hidupnya menjadi perjuangan-perjuangan yang hebat. Bayangkan, semasa kuliah di Nanyang Technological University, Singapura, hampir setiap hari dia sarapan pake mie instan, makan siang dengan dua lembar roti dan gak ada makan malam. Minumnya pun air keran di NTU. Padahal, selain kuliah, dia harus bekerja mati-matian untuk bisa bertahan hidup. Ah, saya jadi ikut merasakan beratnya.


Huhuhu, baca buku itu memang kadang membuat saya terbawa terlalu dalam pada setiap cerita yang dikisahkan. Tapi, justru inilah sensasinya. Beberapa bagian dari buku ini juga berhasil membuat saya termewek-mewek. Saya mencatat beberapa kutipan yang menurut saya memang sangat penuh pelajaran.


“Bahwa hidup, sesulit apapun, adalah sesuatu yang harus diapresiasi dengan usaha yang nyata, bukan sesuatu yang berlalu sia-sia atau ditangisi.”

“Aku terbiasa menyerap realita bahwa tidak semua orang hidup dalam kondisi yang menentramkan. Sebagian orang yang tak beruntung, hidup dalam kekhawatiran pada banyak hal.”


Dan... satu hal yang saya rasa perlu saya pahami baik-baik adalah kutipan ini:


“Namun, lebih jauh lagi, teman hidup bagiku adalah partner perjuangan. Sebuah relasi yang bisa memberi ruang bagi semangat positif masing-masing. Sejak berkenalan dengan Alva, dan memiliki niat serius untuk menuju ke jenjang pernikahan, aku tahu permulaan apa yang harus kami perbuat. Yang harus kami bina adalah melatih diri untuk mejadi “pembentuk” sukses satu sama lain. Relasi kami jangan saling mengubur potensi masing-masing, atau lebih parah lagi melumpuhkan hasrat ingin berkembang.”


“Tapi harus kukatakan bahwa pada akhirnya dukungan orang terdekat merupakan sumber dari rasa tenteram saat berjuang. Dan pengaruhnya sangat dahsyat! Kesuksesan ditentukan oleh seberapa tenteram diri kita saat menjalani perjuangan. Seberapa banyak cinta yang bisa menghidupkan semangat kita.”


Oh well, dua bagian diatas sangat mengingatkan saya sama kehadiran si pacar dalam hidup saya. Dialah orang terdekat yang paling tau setiap detil langkah yang saya jalani. Pengetahuannya tentang apa yang saya perjuangkan, melebihi siapapun. Ah, males deh, bau-baunya mau melankolis ngomongin cinta-cintaan nih hihihi


Jadi, saya sangat-sangat gak nyesel baca buku ini. Malahan, rasanya tatapan mata saya bener-bener terhipnotis buat terus baca sampe habis. Sungguh, saya menikmati proses membaca buku ini. 


Menghayati perjuangan Merry Riana yang sukses menggenggam impiannya, saya jadi ingat sama impian itu... Impian yang sejauh ini tak pernah kemana-mana. Dia tetap di pikiran dan hati saya. Ya, impian saya untuk bersekolah di London. Jujur, sampai sekarang, saya belum tahu sama sekali cara memulainya. Tapi, sejauh keyakinan ini masih tertanam kuat di hati, saya hanya perlu bertindak untuk mencari-cari celah yang potensial dan berusaha menerobosnya sekalipun hanya dengan melakukan tindakan-tindakan kecil. Misalnya, terus memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris saya, kemampuan membawa diri, kemampuan berkomunikasi,  kemampuan bersosialisasi & kemampuan mendisiplinkan diri. Doakan sayaaaaaa :’)


Oh ya, saya juga baru kelar baca buku 9 Matahari. Besok, saya mau nulis tentang buku itu deh. Masih ada juga buku biografi David Beckham yang berbahasa Inggris yang mau saya baca minggu-minggu depan. Ah, senangnya berkutat sama buku. Gak ada kesepian. Yang ada, kamar terasa lebih hangat dan nyaman.



Pipit ^^


Sunday, January 22, 2012

Lazy Sunday!

Yaiyy! I love to write down this. It will be about my hobby. Well, today is my off day. After being overwhelmed by several tiring and tough days for weeks, I finally get a lazy Sunday! I decided to do nothing but reading. I also canceled the appointment to meet up my friends at a restaurant. It’ll be a wasting time and it’s so much better for me to stay at home and enjoy my leisure time, I reckon.  


Concerning with reading, I still have a couple of books that have not been read yet. Actually, I’ve been badly wanting to devour them all, but I’ve been always busy with my assignments whenever I’m home. Moreover, this week I will still have some exams. Nevertheless, I don’t think I need to study too hard because most of the exams are open-book exams. So, all I need is just to prepare and read all the material. That would be enough and I can spend the rest of my time to read some books. Nice, uh??!!!


Today I’ve just finished reading “Wirausaha Muda Mandiri” written by Rhenald Kasali. Frankly, I got the book last year, in September to be exact. It’s the present I got from boyfie when I was celebrating my last birthday. He gave me many books at that time, and this book is one of them. The book tells about 24 success stories of 24 Indonesian entrepreneurs. Most of them are still young and they started their deeds to seek success since they were in the beginning of university level. They also started their business from zero, even without sufficient knowledge about entrepreneurship. Yet, they’re not afraid of making mistakes, failure, and even people’s mockeries. And I think this is the law of the nature that those who struggle to reach what they want, they will get it eventually.





I’m inspired by every single book I read, including this one. There are some lessons I can learn, some quotes I love to contemplate. These are some of the quotations I take from the book.


“Namun kalau dijalani dengan tekun, manusia menemukan juga “jalan keluarnya”.”


“Orang-orang kreatif tidak takut kegagalan. Baginya, kegagalan adalah ibunya penemuan.”


“Orang-orang kreatif menolong kita belajar lebih banyak.”


“Pilih apa saja yang bisa melengkapi (to complement), bukan sekedar kebanggan karena memilih atau bisa menguasai bahkan menggantikan yang sudah ada (to substitute).”


“Cintailah pilihanmu sampai pilihanmu terbukti tidak pantas dicintai lagi.”


“Setiap waktu yang Anda habiskan untuk apa saja anggaplah semua biaya, tenaga, dan waktu yang Anda keluarkan itu sebagai investasi Anda. Dengan investasi itu berarti Anda telah berkorban. Periksalah semua investasi itu, dan kalau hasilnya negatif (Anda kehilangan), satu yang pasti Anda bisa dapatkan adalah pelajaran. Periksalah dan renungi pembelajaran itu.”


“Kemiskinan adalah sebuah energi. Seperti gas yang mencair dalam tekanan-tekanan yang kuat, kemiskinan dalam tekanan juga membuat engkau cair dan bertenaga.”


“Tetaplah hidup seimbang, kejarlah pengetahuan.”


“Kekayaan bukanlah dicerminkan dari jumlah uang atau harta yang Anda miliki, namun kalu anda harus mengeluarkannya, janganlah bersedih seakan-akan tak ada hari esok. Bedakanlah keduanya secara arif.”


“Otot dilatih bukan hanya untuk meraih kedewasaan, melainkan juga untuk menunda penuaan. Perbaiki diri sepanjang waktu, karena sebuah perjalanan bisa berakhir pendek , bisa juga menjadi panjang.”


“Maaf, Pak, saya memang tak punya. Hidup saya sangat meletihkan. Pagi-pagi saya sudah mengurus dapur produksi, siang di toko, sore kuliah. Setiap hari begitu saja.”


“Jika ingin menjadi luar biasa, maka lakukanlah hal-hal luar biasa. Bertemanlah dengan orang-orang yang luar biasa, karena kita akan menjadi terbiasa dengan semua itu.”


“Jangan berpikir engkau harus menang. Pikirkanlah apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan apa yang benar-benar kau inginkan.”


“Kita belum tentu mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi setiap langkah yang kita jalankan sesalu ada yang dapat dipelajari. Kita tidak bisa meramalkan sesuatu denga pasti, namun tak ada hasil tanpa perbuatan. Kumpulan perbuatan inilah yang akan mengubah nasib kita, menjadi sesuatu.”


There are also some quotes that the writer took from other people.


“Pada sebuah batu cadas, selalu terkandung patung yang indah.” – Leonardo da Vinci


“Kalau saya tidak pernah berani kesasar, kalian semua tidak akan pernah menemukan jalan baru.” – Christopher Colombus


Yea, that’s the quotes I consider as the inspiration from reading this book. Well, I’m about to make some lesson plans to teach the elementary school students next week. Wish you got your inspiration, comrades! <3



Pipit