Finally #PolarisFuntasticForty udah kelar. Senang, lega,
agak kecewa semua campur-campur. Secara keseluruhan saya suka sama penampilan
bakat dari komunitas-komunitas di Magelang. Keren semua. Tapi agak kecewa nya
karena pas giliran saya dan teman-teman nunjukkin bakat buat ngedance,
berguguranlah raga kami xixixixi Saya dan salah seorang temen jatooooh diatas
panggung. Sempet down, malu dan syoook. Tapi alhamdulillah temen-temen kasih
semangat. Bos juga baik banget berusaha menenangkan. Pacar juga dateng dan
menaikkan mood saya <3
Thanks buat yang udah dukung. Lebih-lebih yang udah
dateng & nonton. Kalian keren!
Learning and knowing something new is the thing I
wanna do everyday. I obtain both of them simply by attending my favorite class;
Mr. Soetrisman’s class. Today, I got something that I consider to be very
important which is about leaderships. To be exact, it’s about what a leader
must be like. He said that it’s based on the Javanese theory.
A leader shall be like:
1. Sun
It gives life, doesn’t it?
2. Wind
You know we cannot see the wind but we can feel it,
right? That’s how a leader shall be. Though we cannot see his/her action, we
can still feel it. I love this theory in particular.
3. Soil
Soil is the place where we plant. Anything we plant
will grow.
4. Water
The characteristics of water are very remarkable. It
can be big in a big place and be small in a small place as well. Very adaptable
wherever it is. Ah, we can also find it almost everywhere, uh?
5. Stars
Stars are far away up there, yet everybody can see it.
Sometimes, we can also enjoy its beauty & light from miles away.
6. Moon
It provides light but not too bright. That’s why moon
gives us peaceful feelings.
7. Fire
Based on the situation, fire can be useful as well as
dangerous.
8. Sky
I personally think that this is the second-best. Sky
has the ability to accommodate anything. A leader needs to do so, too.
Well, I think those points are very important for
everybody. Coz you know, everybody is a leader of themselves. Happy leading J
This month, my office, Polaris FM is celebrating its 40th
birthday. We’re going to have party at the end of the month. These are some
pics of what we’re preparing for that ;)
We had photo session with Yuki Photo and Aubeau cosmetics. The pic above is me with my boss. Hahaha pretty weird wearing that shinning purple dress. But I was so happy :D
We're also learning dancing at The Body Motion Studio. It is totally FUN!!! Hahaha Dancing is one of my favorites. It feels so nice somehow :)
Feel free to come and witness what we'll show you on Dec 23rd at Artos Mall Magelang. Start 9 a.m. till evening. Be there, guys!
This
month is a very special month for me, simply because I got an opportunity to
come to a great event, which is VOA Affiliates Conference 2012. I thought I
didn’t deserve this. My boss asked me to fulfill the registration form for him
to join this event. Yet, after one week or two, the same registration form came
to me and I was asked to fulfill it for myself. I had no clue why. But I was so
grateful for that.
The
conference was held on the 11th, 12th, and 13th of November in Sheraton Surabaya Hotel
and Towers. The hotel facilities are very remarkable. I compared this duty as a
holiday because I really enjoyed to be there. I met a lot of people who work in
jurnalism field. We as well had great sessions of seminars whose speakers are
great too. There were Latief Siregar (Executive Producer of MNC TV), Bimo
Nugroho (President Director of PT Asia Surja Digital Televisi), Jerry Justianto
(Director of Maxima Corporation), Ali Murtadlo (Director of Jawa pos Media
Televisi Corporation Surabaya), Silih Agung Wasesa (Managing partner ASIA PR),
Fachry Mohamad (Founder and CEO Smart FM Network), Norman Goodman (VOA
Washington), Dough Boyton (BBG Washington), and Frans Padak Demon (VOA Jakarta).
My favorites were Ali Murtadlo, Fachry Mohamad, and Norman Goodman because I
learned a lot of things from them! What they were speaking about impressed me a
lot.
Even
though the schedule of the seminar was very tight, I still could have shopping
time at Tunjungan Plaza. My boss and I bought some books and tried some food. I
really enjoyed every single thing I did in Surabaya J I was alone in my room and a bit confused
what to do though haha But when I could not sleep earlier, I watched Desperate
Housewives the whole night xixixixi
When I
was about to leave for Magelang, I asked my boss who reccomend me to fulfill
the invitation from VOA, he said nothing. But finally he confessed that he was
the one! He told me that I deserve it because I’ve been trying to work hard and
dedicating the best things I can do to my office. So, that should be the time
when my hard work paid off. I was like.... speechless but severely happy. Thank
you boss, Polaris, and VOA!
Kuliah
sambil bekerja. Mungkin terdengar biasa saja. Menjalani keduanya secara
bersamaan bisa jadi sangat menyenangkan dan memberi kepuasan tersendiri, tapi
tidak jarang juga membuat pontang-panting. Terutama soal waktu. Lebih dari itu,
cukup banyak yang harus dikorbankan.
Saya
menjalani keduanya sejak kelas 2 SMA. Sekarang saya sudah semester 7 dan masih
melakukan rutinitas yang sama. Namun, semakin kesini, semakin sedikit orang
yang bisa mengerti keadaan saya, meskipun saya semakin terbiasa menghadapi
mereka.
Kalau
saja kuliah hanya datang ke kelas dan pulang setelah perkuliahan selesai, tentu
semuanya akan lebih fleksibel. Nyatanya, banyak kegiatan diluar perkuliahan (di
kelas) yang wajib diikuti. Seperti halnya beberapa bulan lalu, saya wajib ikut
Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Menurut saya pribadi, KKN tidak begitu penting
jika dikaitkan dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Terkesan dipaksakan dan
akhirnya hanya buang-buang waktu dan tenaga. Kegiatan ini juga cukup berat bagi
saya karena saya harus dilakukan secara berkelompok.
Selama
ini kuliah lancar-lancar saja karena saya sudah cukup pandai membagi waktu dan
tidak bergantung dengan orang lain. Tapi KKN terasa berat karena selalu ada
pertemuan kelompok yang pemberitahuannya mendadak. Sementara saya harus
bekerja. Kebetulan, saya dapat di dusun yang Kadusnya cukup banyak menuntut
kehadiran. Lebih parah lagi, sebagian besar anggota kelompok saya adalah
orang-orang yang kurang bisa menghargai waktu dan selalu tidak on-time.
Padahal, mereka sendiri yang membuat jadwal, tapi mereka juga yang tidak
menghormati jadwal yang mereka buat. Dari KKN saya sadar tentang satu hal;
selama ini memang sulit sekali memberi pengertian hampir ke semua tentang
pekerjaan saya.
Saya
bekerja di sebuah radio station, menjadi penyiar. Selain siaran, saya juga
punya job-desc harian yang cukup banyak. Apalagi, alhamdulillah, baru-baru ini saya
diminta Station Manager saya untuk menjadi asistennya. Jadwal siaran saya
sering kali berubah-ubah, begitupun jadwal bekerja di luar siaran. Beberapa
bulan terakhir, banyak pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya. Tapi saya
senang menjalaninya. Terlepas dari tekanan-tekanan yang ada, saya tetap semangat
menyelesaikan semuanya. Banyak teman yang belum mengerti (atau mungkin tidak
mau mencoba mengerti) bahwa kadang saya harus bekerja lembur, mau diterjunkan
ke lapangan untuk mencari berita, atau diminta datang ke kantor ketika saya
sedang bersantai di rumah. Jadi, saya tidak bisa melakukan hal-hal yang tidak
pasti di luar pekerjaan. Saya sadar ini konsekuensi. Namun ketika menjelaskan
ke orang lain (terutama ke kelompok KKN)
kalau saya bekerja, banyak yang menjawab: “Aku juga kerja, tapi aku bisa dateng
tuh.” Ah, menanggapi hanya akan membuat saya emosi. Akhirnya saya diam.
Selain
itu, seringkali saya harus menolak ajakan teman untuk ketemu, jalan bareng,
atau bahkan makan bareng. Kadang karena pekerjaan, tapi kadang karena waktu
luang yang saya punya, saya prioritaskan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah
atau bertemu pacar. Bukan saya mengesampingkan keberadaan teman, tapi memang
sejak awal saya sadar bahwa semua pilihan ada ditangan saya dan saya memang
harus banyak mengorbankan kesenangan demi pekerjaan dan impian-impian saya di
masa depan. Saya harus selektif.
I never regret it though!
Apalagi menyalahkan pekerjaan. Tidak. Malah ketika saya bekerja, saya hampir
tidak kepikiran hal lain (selain kepentingan kuliah atau pacar-itupun jika
esensial). Tapi, ketika saya melakukan hal lain, saya sering kepikiran untuk
secepatnya berada di kantor. Bukan apa-apa, saya hanya merasa, kantor membutuhkan
saya, sekalipun saya tidak melakukan apapun disana, tapi berada di kantor
membuat saya tenang dan senang. Lebih dari itu, saya ingin berkontribusi,
memberikan yang terbaik yang saya bisa. Bisa bekerja di kantor saya saat ini
adalah impian sejak saya masih kelas 4 SD. Pada akhirnya impian ini bisa
terwujud, dan dengan berkontribusi yang terbaik menjadi wujud rasa syukur saya.
Sebenarnya
banyak konsekuensi yang harus saya tanggung. Kehidupan sosial saya tidak begitu
menyenangkan. Saya hanya dekat dengan beberapa orang yang memang mengerti,
menghargai, dan mendukung keputusan-keputusan saya. Bahkan saya harus rela
kehilangan salah satu teman terbaik karena saya lebih mementingkan urusan
pekerjaan. It ain’t very pleasant.
Tapi, saya tidak mau terlalu menyalahkan
diri. Saya sudah minta maaf, sekalipun maaf yang saya utarakan dianggap tidak
tulus. Only God can judge me anyway.
Saya
juga bersyukur, beberapa teman dekat masih selalu mendukung dan mereka
mengerti. Nantinya, ketika apa yang saya perjuangkan terwujud, merekalah yang
akan saya ajak merayakan, berpesta. Akan lebih banyak waktu yang saya habiskan
bersama mereka untuk sekedar bersenang-senang. Karena saya tau, mereka akan
tertawa senang ketika melihat saya pada akhirnya dapat meraih impian. Terlebih lagi,
mereka mengerti ketika saya memperjuangkan impian dengan membuat
pilihan-pilihan sulit. I call them true
friends. The ones who know I’m living, making choices, and deciding things for
a good reason, not just passing the time.
Hi
there! It’s been ages since I wrote J
Blame me that I was too lazy to do so! Sowwy. Well, nothing’s interesting to
write but what excites me the most last month: my birthday. Perhaps, mine is
never as wonderful as yours. There are always a few people only who send me
birthday wishes. Not more than ten people in every month, I reckon. Why? You
know because I’m actually kinda introvert. Writing down birthday dates on
Facebook is not my type. I don’t even like those numerous birthday wishes keep pouring
on on my wall.
I just
simply believe that those who care about me will never forget. So I personally
thank them all for making me worth it and feel less alone in this wacky world.
Anyway,
I got the best presents ever too. I’ll let you see the pics of them. Check it
out!
This is
the one I like the most. A Yamaha Guitar from my boy, Parjia. He knows me well
that I’m currently dying to learn to be able to play it. Giving what I need is
the best way to pamper me ;)
The
second one is a cowboy hat from my lil bro. Hahaha he’s always that cranky.
The
last one is the book that I was recently yearning for. It comes from my best
buddies on Planet Earth, Osy & Arum.
Those
are my birthday blast. Simple but still.. lovely!
I just stumbled upon a great site. It's http://learnlovelivelife.tumblr.com/ :) I read some of the post happily and found some that represent my current feeling. Well, or maybe some words that I hide cuz I don't wanna hurt people by saying them. Haha now I feel somewhat relieved somehow :D
Fuuuhh,
rasanya lega bisa posting entri baru. Sudah sangat-sangat ingin menulis dari
berhari-hari lalu, tapi kuantitas pekerjaan yang banyak membuat saya langsung
tepar setibanya di rumah. Saya masih
ingin melanjutkan cerita tentang kegiatan selama mengikuti Borobudur Interhash
2012 bulan lalu. Kali ini pengalaman saya di hari terakhir menjadi guide pada
acara itu.
Hari
ketiga bagi saya tidak begitu spesial. Kegiatan yang menjadi tanggung jawab
saya hampir sama; dijemput bus khusus guide dari Artos, menuju ke The Rich
Hotel Jogja, lalu ke Runsite nomor 2 which is Kintelan. Bedanya, master saya
bukan lagi Mr. Muru, tapi Mr. Varpal. He was so much more friendly, to be
frank. Kegiatan selama di runsite pun hampir sama; setelah para hasher berlari,
mereka seru-seruan di Down Down Party, lalu kami menuju ke Borobudur for having
a dinner party! :D
Dinner
party hari terakhir berbeda dari dinner party sebelum-sebelumnya. Ada beberapa
pertunjukkan yang ditampilkan untuk menghibur hashers. Selain ada live music,
ada juga penampilan barong sai. Yet, I think the thing I like the most of the
dinner party was the video mapping. Sungguh, video mappingnya luar biasa keren.
Saya tidak tahu pasti, tapi kata panitia, video mapping itu disutradarai Garin
Nugroho. Uuuh, sounds wow!
Saya
cukup menikmati dinner party malam itu karena cukup banyak makanan yang saya
lahap. Entah lapar atau pelampiasan rasa lelah, saya juga kurang begitu tau
saat itu. Yang pasti, bagi saya, makanan selalu bisa menetralkan beberapa jenis
masalah hati. Haha, memang di hari terakhir saya merasa kurang begitu semangat.
super naughty me!
Namun,
saya sangat-sangat bersyukur bisa diberi kesempatan ini. Apalagi, ketua panitia
Borobudur Interhash 2012, Mr. Ann memberi kami tambahan fee dan uangnya harus
digunakan untuk liburan ke luar Magelang. Konon, pihak panitia penyelenggara
puas dengan hasil kerja kami dan akan mengajak kami untuk menjadi guide di
acara Indohash di Manado yang kemungkinan diadakan September mendatang. Wah,
mau banget! :D
Banyak
yang saya dapat selama ikut serta di Borobudur Interhahs 2012. Rasanya, tulisan
tidak bisa mewakili rasa senang dan puas yang saya dapat saat itu. Saya sangat
bersyukur, terutama karena keterlibatan dalam kegiatan ini membuat saya semakin
percaya diri untuk meraih impian. Dulu saya selalu bermimpi bisa berkomunikasi
dengan English native speakers. Sudah terwujud. Sekarang saatnya mengembangkan
impian dengan tetap menggunakan formula yang sama; kerja keras. Hope you guys
are able to achieve your dreams as well! Keep believing and pursuing your
dreams!
Saya ingin kembali
bercerita tentang pengalaman terbaik saya sejauh ini, menjadi salah satu guide
di event bertaraf internasional, Borobudur Interhash 2012. Kalau postingan
sebelumnya tentang Red Dress Run, kali ini saya ingin menulis tentang
kesan saya menemani para hasher ke runsite atau area tempat mereka berolahraga
pada hari pertama. Ini merupakan hari kedua saya mengikuti serangkaian kegiatan
Borobudur Interhash 2012.
Sehari sebelumnya,
saya sengaja membolos kuliah karena ingin belajar tentang Magelang, Jawa
Tengah, dan bahkan Indonesia plus semua keunikan-keunikannya. Saya pikir ini
akan sangat berguna karena saya bisa sekaligus mempromosikan Indonesia kepada
para turis asing, terutama Magelang. Buku-buku yang saya ambil dari Dinas
Pariwisata Jateng saya lahap semuanya selama seharian. Saya juga membaca-baca
lagi kamus agar dapat menambah kosakata dan mengecek kembali pengucapan
beberapa kata agar meminimalkan kesalahan yang saya buat nantinya ketika
ngobrol dengan hasher.
Jujur saya sempat
agak keder dan pesimis karena ini pengalaman pertama menjadi guide. Apalagi
kami, para guide, diberitahu bahwa kami harus menghandle empat sampai sembilan
bus sekaligus dalam satu runsite. Wow, terdengar sangat horor, bukan?! Tapi ya
sudahlah, saya bawa happy aja. Toh, apapun yang terjadi, saya sudah berusaha
maksimal.
Akhirnya hari yang
ditunggu-tunggu pun tiba. Jumat, 26 Mei 2012, jam setengah tujuh pagi,
kami berkumpul di halaman Artos mall Magelang menunggu jemputan panitia.
Sedikit kecewa karena bus jemputan datang terlambat dan kami harus menunggu
cukup lama. Dari Artos, kami menuju ke The Rich Hotel Jogja yang merupakan
Meeting Point Borobudur Interhash 2012.
Ketika sampai di
sana, kami mendapatkan arahan dan dikenalkan dengan master guide yang akan
menjadi partner kami dalam memandu para hasher. Master guide saya untuk hari
pertama Mr. Murugan asal Malaysia. Awalnya saya sedikit sungkan dengan Mr. Muru
karena terkesan pendiam. Namun, setelah kami sempat mengobrol tentang banyak
hal, ternyata Mr. Muru sangat baik. Sayang sekali kami tidak sempat berfoto
bersama.
Setelah bertemu
master, kami lalu menuju tempat parkir bus untuk membantu mengarahkan para
hasher menempati bus sesuai dengan runsite tujuan mereka. Saya sempat agak
bingung dan kecewa karena ada sedikit kekurang-telitian panitia bidang
transportasi dalam penomoran bus. Tapi semuanya bisa segera diatasi. Oya,
panitia transportasi dan pengurus runsite terdiri dari anggota TNI dan Polri.
Dalam setiap bus juga ada satu koordinator (yang juga anggota TNI) yang
bertugas mengecek presensi hasher yang ada di bus tersebut. Koordinator yang
ada di bus saya namanya Pak Tedi. Orangnya baik dan kooperatif sekali. Untung
saja saya dapat partner Pak Tedi, soalnya sebelumnya waktu saya ikut survey
lapangan, partner saya anggota TNI yang rada-rada genit. Sempat bete waktu itu,
tapi alhamdulillah yah... tidak jadi satu bus sama beliau :D Nah, runsite yang
menjadi tanggung jawab saya adalah runsite nomor dua di Desa Kintelan,
Kecamatan Pakis. Perjalanan dari The Rich Hotel sampai ke runsite terkesan
biasa saja. Namun setelah sampai di runsite, saya mulai senang karena kegiatan
hash dimulai. Di runsite Kintelan, ada dua macam rute, rute pendek sejauh 5
kilometer dan rute sedang sejauh 9 kilometer. Kebanyakan hasher merasa terkesan
dengan rute di Kintelan karena ada air terjun yang bisa mereka lihat. Setelah sekitar dua
jam menunggu para hasher berlari, akhirnya mereka kembali ke lapangan Kintelan.
Saat itu sudah tersedia berbagai macam makanan dan minuman. Ada roti, soft
drink, air mineral, bir, dan rebusan kacang, pisang, jagung, dan ubi yang
disediakan untuk para hasher. Setelah lelah berlari, mereka bisa menikmati semua
hidangan yang sudah disediakan sepuasnya. Uniknya, setelah
mereka selesai menikmati hidangan dan tentunya setelah semua hasher kembali ke
lapangan, ada semacam ritual khusus Interhash yang disebut “Down Down Party”.
Dalam “Down Down Party” ini, hasher yang bertindak atau berkata jorok atau
tidak sopan selama berlari melewati rute, akan mendapat hukuman harus duduk di
atas bongkahan es. Tapi, ketika mereka duduk, mereka harus menurunkan celana
bagian belakang, sehingga (maaf) pantat mereka langsung duduk di atas bongkahan
esnya. Wuuuuhhhh, dinginnya pasti sesuatu banget! :D Nah, ketika mereka duduk,
master guide saya menyanyikan lagu kebangsaan “Down Down Party” yang liriknya
hanya satu kata yaitu “down” yang diulang-ulang. Ketika lagu dinyanyikan, para
peserta wajib meminum segelas bir. Setelah bir habis, barulah mereka boleh
beranjak dari bongkahan es. Hukuman yang kejam, unik, dan rada sinting kalau
saya bilang :D Tapi “Down Down Party” ini cukup menghibur masyarakat sekitar
yang sengaja datang menonton. Saya sempat khawatir akan ada tanggapan kurang
menyenangkan dari masyarakat karena perbedaan budaya. Tapi hal ini tidak
terjadi. Justru camat Pakis yang sengaja datang ke runsite pun saya lihat ikut
tertawa-tawa selama melihat “Down Down Party”. Senangnya, ternyata orang-orang
Pakis open-minded :)
Setelah “Down Down Party” selesai, para hasher kembali ke bus dan
kami mengantar mereka ke Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) untuk mengikuti
dinner party. Sesampainya di TWCB, saya berkumpul kembali dengan teman-teman
guide lalu kami pun ikut dinner party. Ini nih yang paling saya suka dari
Borobudur Interhash 2012! Dinner party menurut saya adalah surga makanan.
Berbagai macam makanan lokal dan international bisa dinikmati hasher dan
panitia sepuasnya dan tentunya gratis. Karena saya termasuk panitia, itu juga
berlaku buat saya ^_^ Saya memang mengambil dengan porsi sedikit untuk setiap
makanan, tapi kira-kira saya melahap 12 jenis makanan dalam semalam :p Di
dinner party hari pertama, menurut saya makanan yang paling enak adalah
Vegetables Salad sama Chicken Cordon Blue nya. Ah, jadi kangen makan enak dan
mahal nih :’) Selesai mengenyangkan perut, saya dan teman-teman guide sudah
ditunggu bus kami untuk diantar ke Magelang. Saat itu saya sampai di rumah jam
9 malam dan langsung mandi lalu tidur karena keesokan harinya saya harus
berkumpul lagi di Artos jam setengah tujuh pagi. Hari pertama pergi ke runsite sangat menyenangkan dan mengesankan
saya. Dan tentunya juga sangat mengenyangkan ahihihihi XD
Awalnya menyenangkan dan
luar biasa menegangkan ketika saya diminta oleh dosen saya menjadi salah satu
guide atau pemandu wisata dalam kegiatan Borobudur Interhash 2012. Sempat juga
merasa takut karena saya membaca
koran bahwa pesertanya mencapai ribuan dan berasal dari berbagai belahan dunia.
Ya, jadi Borobudur
Interhash 2012 ini merupakan olahraga lari lintas alam yang sifatnya
non-kompetitif dan bertujuan untuk hiburan. Interhash sendiri diadakan setiap
dua tahun sekali dari satu negara ke negara lain. Untuk Indonesia, tahun ini
merupakan Interhash yang ke-3 setelah dulu sempat diadakan
event serupa di Jakarta dan Bali. Tahun 2012 ini, Magelang terpilih menjadi
lokasi pelaksanaan Interhash 2012. Jumlah peserta yang mengikuti Borobudur Interhash 2012 mencapai lebih dari 5.000 orang
yang berasal dari 49 negara di seluruh
dunia.
Borobudur Interhash 2012 diadakan dari 24 sampai 27
Mei 2012. Kegiatan dimulai dengan pesta pembukaan di Candi Prambanan, kemudian
pada tanggal 27 Mei 2012 dilaksanakan
kegiatan Red Dress Run. Demi apapun, Red Dress Run keren sekali! Sekitar 1000 peserta atau yang biasa
disebut hasher mengikuti kegiatan ini dengan mengenakan baju serba merah.
Bahkan, banyak sekali laki-lakiyang
sengaja memakai pakaian wanita dan berdandan a la wanita, lengkap dengan rambut palsu, bedak, eye shadow, lipstik, dan
bahkan blush on! Oh gosh! Haha.
Bersama salah satu peserta terseksi asal Singapura :D
Have no clue where he (or she?) comes from XD
a couple of participants took pictures together
roknya seksi banget, tapi kakinya berbulu lebat :DD
Saat itu jam 1 siang saya bersama teman-teman guidedatang ke
Gedung Bakorwil II Kota Magelang, tempat berkumpul para hasher yang juga
merupakan starting point dari
Red Dress Run. Begitu tiba, para
hasher dihibur dengan aksi barong sai selama beberapa menit. Mereka
tampak sangat antusias dan kagum dengan aksi barong sai. Setelah itu para hasher diberi sedikit pengarahan
kemudian Red Dress Run pun dimulai.
Start dari Gedung Bakorwil II, para hasher berjalan melewati
jalan Pahlawan kemudian ke arah Jalan Pemuda Magelang. Saat itu, jalan ditutup
untuk kendaraan apapun. Mereka berlari (ada juga yang berjalan) sejauh kurang
lebih 4 kilo meter di jalan-jalan protokol Kota Magelang. Banyak sekali
masyarakat Magelang yang menyaksikan kegiatan ini di pinggir jalan-jalan tersebut. Para hasher pun terlihat
senang dan dengan ramah
menyapa masyarakat yang menyaksikan. Ketika sampai di Alun-Alun Kota Magelang,
para hasher mendapat sambutan dari Walikota Magelang dan beberapa pejabat Kota
Magelang.
Rombongan hasher ini
finish di Hotel Puri Asri Magelang. Disana mereka lalu mengikuti pesta yang
sudah disiapkan. Berbagai macam menu bisa mereka nikmati setelah lelah berlari
(atau berjalan) berkilo-kilo meter.
Saya sangat antusias
mengikuti kegiatan Red Dress Run ini. Saya dan teman-teman guide juga sempat
ngobrol dengan peserta dari Srilanka dan Texas saat itu. Mereka bilang bahwa
orang-orang Indonesia sangat jauh lebih ramah daripada Malaysia. Yay! Jujur saya sedikit terharu :’) Sayang
sekali, saya tidak bertanya
nama dan berfoto dengan mereka. Padahal hasher dari Srilanka itu sangat ramah.
Hasher dari Texas, USA nya juga sangat cerewet dan senang bercerita. Belakangan saya tau kalau hasher dari
Texas itu bernama Danny.Mereka
sempat bercerita bahwa setiap peserta mempunyai nama hash tersendiri yang unik.
Nama diberikan oleh panitia berdasarkan hasil wawancara singkat dengan para
hasher. Wawancara bisa mengenai hobi, personal life, love life, atau
apapun yang berkaitan dengan peserta. Saya ingat nama hash dari hasher asal
Srilanka yang saya temui adalah ''Give Me Your Seed'' karena dia sangat suka
gardening. Waw! Unik ya?!
Saat itu, saya langsung
merasa tidak sabar ingin ikut ke runsite dan bertemu lebih banyak charming
strangers. I was so happy & feeling so fortunate :)
Hello fellow, it's nice
to tell you that last week I took part in Borobudur International Hash House
Harriers or Borobudur Interhash 2012. I was asked to be one of the guides. The
amazing thing was I met a couple of charming strangers from other countries.
But well, I don’t want to talk much about the event. I just wanna share my
experience meeting up one of the charming strangers there.
His name is Mr. Varpal.
He comes from Malaysia and he was my master at guiding the hashers.
Me & Mr. Varpal from Malaysia
The first time I met
him, he wasn’t really outgoing. Yet, when we arrived at the runsite number 2,
which was called Kintelan, Pakis, we collaborated pretty well. He conducted the
event perfectly that most of the people (hashers, committee, and the villagers)
there could enjoy it much.
On the way to
Borobudur, he sat next to me. We talked a lot about the quality of the
education, politics, ethnics and the cultures in Malaysia compared to
Indonesia. I learned a lot from him. Nonetheless, I don’t really think that
he’s that charming, because he was the one who forced me to drink beer. And you
know, pals?! I couldn’t even avoid and I did that for the very first and the
last time of my life! Hahaha this I promise myself. Anyway, that’s the risk I should take as a tour guide,
isn’t it? :p Well actually, I feel happy and blessed to have such an
experience!
Catch you later with
other posts concerning Borobudur Interhash! xx
In the
beginning of this month, I got an opportunity to represent my university joining
National University English Debate Championship or NUEDC 2012. On the 1st, 2nd,
and 3rd of May, to be exact. It was held in Hotel Le Beringin, Salatiga.
I went
there with my lectures and the two friends of mine, Osy & Arum. It was my
first experience to join such an event. There were 32 universities around Central
Java that sent their representatives to this debating
competition.
Well, I was
so fortunate that I met up many people who are fluent in English and good in
debate. They sure inspire me a lot. I was nothing compared to them, but my main
purpose was not to win the competition and get the money. Yet, I actually
wanted to simply get inspired ^^ And I did!
Yea, because
all of us didn’t win the competition, we had nothing to do on the third day. So
we spent the time staying at our room & enjoying the acceptable facilities
that the hotel provided. Then we looked for some food and went home earlier!
Haha.
On the way
home, we stopped in Pakis and took some nice pictures. I was not disappointed
at all and I was happy vice versa! Well, here are the pictures I took: